Sabtu, 12 Juni 2010

Bangkit Dari Keterpurukan
"Jika Anda mau menerima kegagalan dan belajar darinya, jika Anda mau menganggap kegagalan merupakan sebuah karunia yg tersembunyi dan bangkit kembali, maka Anda memiliki potensi menggunakan salah satu sumber kekuatan paling hebat untuk meraih kesuksesan."
~ Joseph Sugarman

Kehidupan kita tak akan pernah berjalan semulus yang kita pikirkan. Berbagai macam tantangan, misalnya kehilangan pekerjaan atau orang-orang yang dicintai, disabotase, bangkrut dan lain sebagainya, bisa saja menyeret kita dalam keterpurukan. Bila kita melihat ke sekeliling, begitu banyak orang-orang yang tenggelam dalam keterpurukan dan terjerat cukup lama dalam kegelapan, misalnya menjadi pecandu narkoba, budak hutang dan kemiskinan, korupsi atau melakukan tindak kejahatan lainnya lalu dipenjarakan, dan bentuk kemalangan lainnya.

Bila kita cukup cerdas dalam menghadapi tantangan kehidupan, bermacam bentuk benturan keras seperti itu seharusnya tidak membuat kita semakin terpuruk. Tantangan kehidupan adalah kesempatan untuk introspeksi diri. Benturan keras dalam kehidupan akan menjadikan kita lebih mulia, jika kita segera sadar atas kekeliruan yang telah dilakukan, kelemahan yang harus diperbaiki, kembali menyusun dan melaksanakan rencana dengan lebih baik.

"Remember the two benefits of failure. First, if you do fail, you learn what doesn't work; and second, the failure gives you the opportunity to try new approach. – Ingatlah 2 keuntungan yang kita peroleh dari kegagalan. Yang pertama adalah mempelajari apa yang tidak berjalan dengan baik; dan kedua adalah menjadi kesempatan bagi kita untuk mencoba pendekatan baru," kata Roger Van Oech.

Menurut Roger, tantangan kehidupan adalah bagian dari perjalanan hidup supaya kita menjadi lebih cerdas menghadapi tantangan kehidupan. Tokoh-tokoh terkenal dan sukses, misalnya Walt Disney, Soichiro Honda, Thomas Edison, Wright Bros, Fred Smith, Mohamad Ali, Henry Ford, Bill Gates, Steve Jobs, Oprah Winfrey, Christoper Columbus, Anthony Robins, dan lain sebagainya, sudah pernah mengalami keras dan sakitnya kehidupan. Tetapi semua pengalaman pahit tersebut justru membimbing mereka ke gerbang kesuksesan.

Kesuksesan mereka bukan semata-mata dipengaruhi oleh faktor pendidikan ataupun modal, apalagi faktor kebetulan. Mereka berhasil lantaran kekuatan dan kecerdasan mereka menghadapi tantangan kehidupan. Menurut Paul G. Stoltz, Phd, dalam bukunya berjudul Adversity Quotient (AQ), ada tiga tipe manusia dalam analogi mendaki gunung:

1. Quitters – orang-orang yang mudah menyerah, sehingga kehidupan mereka semakin terpuruk dalam kemalangan.
2. Campers – orang-orang yang mudah puas dengan apa yang sudah dicapai, sehingga kehidupan mereka biasa-biasa saja.
3. Climbers – orang-orang yang selalu optimis, berpikir positif dan terus bersemangat kerja sampai benar-benar mendapatkan yang mereka
inginkan.

Contoh dari tipe orang ke tiga adalah orang-orang yang sukses di dunia ini. Selalu memanfaatkan kesempatan untuk maju dan pulih dari keterpurukan adalah ciri khas mereka yang utama. Tak mengherankan jika mereka melalui setiap rintangan dengan tabah, berjuang keras, dan mental yang kuat.

Tantangan kehidupan memang tidak pernah ada habisnya. Tetapi selama kita terus berusaha memperbaiki diri dan strategi ditambah dengan kesadaran spiritual yang lebih dalam, maka kita akan dapat mencapai tujuan tertinggi. "Our greatest glory is not in never falling, but in rising everytime we fail. – Kejayaan tertinggi bukan karena kita tidak pernah jatuh, melainkan karena kita selalu bangkit lagi ketika gagal," cetus Confucius.

Oleh sebab itu, perbaiki diri terus-menerus, jangan menunggu sampai kemalangan itu benar-benar datang. Mantapkan keyakinan ketika membuat perencanaan dan menetapkan target yang memungkinkan tercapai. Kemudian langsung melakukan langkah-langkah untuk memastikan hasil maksimal, dengan penuh komitmen dan kerja keras, kecintaan dan semangat. Dengan demikian kita akan memiliki kepekaan sekaligus keseimbangan disaat harus menghadapi tantangan kehidupan yang cukup keras.

Mulai detik ini tanyakanlah pada diri sendiri seberapa besar pengaruh positif yang telah Anda dapatkan atas berbagai situasi yang Anda alami? Pastikan tantangan hidup selama ini membawa Anda pada kedewasaan, kebijaksanaan dan kualitas spiritual yang lebih baik. Dengan demikian Anda akan dapat menilai apakah Anda sudah mampu bangkit dan menjadi manusia yang lebih mulia atau belum.

dunia di dalam pikiran

Positif Thinking And Positif Change

Positif Thinking yang dalam bahasa pribuminya sama dengan berpikir positif adalah sebuah sikap atau prilaku, serta cara pandang seseorang yang selalu positif dalam mensikapi kehidupan ini. Prilaku Orang seperti ini akan membawa sifat yang baik meski dalam kenyataannya dia belum mencapai apa yang menjadi tujuannya. Dengan Berpikir dan bersikap positif dalam segala hal maka jalan yang akan di lalui menjadi lebih ringan dari beban yang sebenarnya.
Positif Thinking hanyalah merupakan modal dasar seseorang dalam kehidupan, karena dengan semakin kompleknya masalah yang kita hadapi apabila hanya berpikir positif saja tidaklah cukup. Selanjutnya setelah berpikir positif kita harus positif Change atau berubah menjadi semakin baik. Dalam bahasa Agama dijelaskan ” Ketika hari ini menjadi lebih baik dari kemarin maka termasuk yang beruntung, Ketika hari ini sama dengan kemarin maka termasuk kategori merugi dan apabila hari ini lebih jelek dari kemarin maka termasuk yang Bangkrut”.
Semua orang pada dasarnya selalu menginginkan hari ini menjadi lebih baik dari kemarin. Akan tetapi dalam kenyataannya mereka tidak meyadari dengan apa yang dilakukan dan dijalaninya ternyata tidak berbeda dengan yang kemarin maka tujuan perubahannya tidak akan pernah tercapai. Contoh kecil seseorang pengin hidupannya menjadi lebih baik dari segi ekonomi tapi usaha yang dilakukan itu-itu saja tidak ada inovasi atau cara baru yang diperbuatnya untuk mencapai tujuan, maka hasilnya pastilah tidak akan berbeda dari sebelumnya.
Perubahan yang sedang terjadi di sekeliling kita tidak lah cukup hanya kita sikapi dengan pikiran yang posiitif, tapi perlu kita lakukan sebuah perubahan yang lebih baik, sekecil apapun perubahan yang kita lakukan yakinlah bahwa itu akan menjadi lebih baik.
Kekuatan Pikiran
Pikiran atau akal adalah salah satu yang membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya sehingga pikiran merupakan anugerah terbaik dari sang Pencipta untuk umat manusia, Berpikir adalah ciri khas manusia seandainya kita telah berhenti untuk berpikir berarti akan berhenti juga segala aktifitas dalam hidup kita, untuk itu jangan pernah berhenti berpikir dalam hidup ini selagi masih ada kesempatan untuk itu. para ahli dan pakar motifasi mengatakan jangan pernah berpikir gagal ketika kita ingin melakukan sesuatu, karena akan mempengaruhi syaraf kita dan ini berdampak pada kemauan kita dalam meraih apa yang kita inginkan karena kalau kita berpikir gagal ketika akan melakukan sesuatu maka 50% kegagalan telah ada didepan kita sebaliknya apabila kita berpikir optimis akan berhasil dalam melakukan sesuatu maka 50% dari keberhasilan telah kita genggam, selamat berpikir.
Jangan Pernah Takut Pada Bayang-bayang
Disadari atau tidak terkadang kita takut pada bayangan-bayangan buruk yang ada dalam pikiran kita, banyak lajang takut menikah karena mereka membayangkan kalau berumah tangga itu harus disiapkan segala sesuatunya, takut kebebasannya berkurang, takut ini, takut itu dan lainnya. Disisi lain banyak orang takut gagal ketika baru berpikir mau melakukan usaha, kebanyakan dari kita kurang berpikir positif akan tetapi cara berpikir pesimis yang sering kita lakukan.
Sebagai manusia yang dikaruniai akal pikiran, hati dan perasaan satu dari ketiganya akan mempunyai peran yang lebih besar, tugas kita adalah menyeimbangkan ketiganya, sehingga bisa serasi dan sejalan. Bayang-bayang buruk terhadap sesuatu yang akan kita hadapi lebih banyak dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan kita, dan itu tidak pernah bisa kita hindari.
Maka yang harus kita lakukan adalah menghadapi apa yang ada di depan kita, yang akan terjadi biarlah terjadi karena dengan keberanian seperti itu, bayangan-bayangan buruk di alam pikiran kita akan lenyap dengan sendirinya. Kita tidak akan pernah tahu sebuah keberhasilan atau kegagalan ketika belum pernah mencobanya sama sekali. Selamat mencoba, selamat berkarya jauhkan bayang-bayang kegagalan itu dari pikiran dan perasaan kita, semoga sukses menyertai kita semua.

Rizki , Jangan dihitung Matematis
Rizki atau banyak orang menyebutnya dengan kata rejeki, saya ndak tahu mana kata yang benar menurut kamus bahasa Indonesia tapi bukan itu yang akan kami bahas disini, banyak orang belum berani memutuskan untuk menikah gara-gara dia belum mapan dari segi pekerjaan dan lainnya, atau Takut melakukan sesuatu karena penghasilannya kalau dihitung-hitung secara matematis tidak cukup, atau banyak lagi pertibangan yang lainnya yang berkaitan dengan Rizki yang kita terima dari Sang Khalik, tapi yakinlah sebagai orang yang mempunyai keyakinan bahwa Rizki itu memang telah diatur dari sanaNya, tugas kita hanya mencari dan berusaha semaksimal mungkin selanjutnya kita berserah diri.
Banyak kejadian yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari kalau kita hitung secara matematika gaji yang kita terima dalam satu bulan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tapi dalam kenyataannya entah bagaimana ternyata tanpa kita sadari bisa cukup Subhanallah, dan ini yang kadang kita lupa mensyukurinya, sebagai manusia modern memang perhitungan matang sebelum melakukan sesuatu adalah hal yang mutlak kita lakukan, tapi yang perlu diingat adalah jangan sampai hitung-hitungan yang kita buat menjadikan kita menjadi mundur untuk melakukan kebaikan dalam hidup, karena berusaha dan berserah diri adalah ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa kita pisahkan, salam.
Banyak Itu Ternyata Beda Dengan Cukup
Siapa orangnya yang akan menolak kalau kita di beri kepercayaan banyak harta oleh yang maha kuasa, karena yang terpikir oleh kita adalah ketika kita mempunyai banyak harta kita akan bisa melakukan apa saja di kehidupan ini. Kita bekerja keras siang dan malam salah satu tujuannya adalah untuk mengumpulkan harta dan menikmatinya.
Banyak harta belum tentu menjamin kehidupan sesorang menjadi damai dan tenang, Banyak belum tentu bisa memenuhi kebutuhan hidupnya karena sering kita lihat semakin besar penghasilan seseorang akan diiringi juga oleh besarnya kebutuhan kesehariaannya. Ini bisa dilihat dan kita amati sekeliling kehidupan kita orang miskin juga bisa memenuhi kebutuhan hidup dan juga bisa menikmati kehidupannya karena sekali lagi kebutuhan hidup mengikuti penghasilannya.
Rasanya Hidup berkecukupan lebih indah dan sangat didambakan banyak orang, karena bukankah cukup apa saja di kehidupan ini menyenangkan. Harta cukup, Istri cukup, anak cukup dan lain-lainnya serba cukup tentunya tidak ada lagi yang kita inginkan selain hidup berkecukupan, yang penting bagaimana kita bisa mensyukuri apa yang diberikan Tuhan kepada kita maka yakinlah bahwa kita akan di beri kecukupan dalam hidup ini, salam.
Banyak Jalan Untuk Mencapai Tujuan
Semoga para pembaca tidak bingung dengan judul diatas, pada dasarnya apa yang akan tersampaikan dengan judul diatas tidaklah jauh dengan pepatah ” Banyak jalan Menuju Roma”. Agar kita tidak tambah bingung mari kita simak apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan dengan istilah banyak jalan untuk mencapai tujuan.
Seorang ayah menyuruh anaknya untuk membeli rokok di warung Ibu Mila hanya saja sang ayah selain menyuruh membelikan Rokok juga tidak lupa berpesan untuk melewati jalan A kemudian masuk ke tikungan B dan selanjutnya melalui jalan setapak C. Padahal sang anak sebenarnya mempunyai jalan sendiri untuk mencapai warungnya bu Mila dan apabila melalui jalan ini sang anak akan merasa senang dan enjoy.
Seorang Manager Penjualan memerintahkan pada para Salesmannya bahwa target bulan ini harus tercapai apabila teamnya masih kepingin utuh tanpa seorangpun yang terkena Rasionalisasi karena ketidaktercapaian target. Tidak lupa Sang manager memberikan instruksi bahwa untuk mencapai target penjualan bulan ini kita harus melakukan cara-cara pemasaran A, pendekatan ke pelanggan dengan model B dan cara promosi dengan sistim C. Menurut Sang manager cara yang telah diperintahkan kepada salesmannya tersebut dulu pernah dilakukannya dan berhasil demikian juga cara tersebut terbukti ampuh sebagaimana telah mengantarkan manager lain dalam mencapai target penjualan perbulannya.
Sebenarnya cara yang dilakukan sang ayah dan manager tersebut tidaklah salah bahkan dengan mungkin mendekati hampir 80% untuk menggapai tujuan. Tapi banyak orang melupakan kalau cara yang sama tidak akan cocok atau pas untuk wilayah, moment atau waktu yang berbeda. Kenapa kita terkadang selalu memaksakan sesuatu untuk menggapai tujuan sementara orang lain yang kita suruh telah memiliki caranya sendiri yang mungkin lebih baik, efektif dan menguntungkan dari cara kita, karena cara yang dipakai hasil dari buah pikiran dan kreatifitasnya sendiri.
Untuk itu bukankah sebaiknya yang kita lakukan adalah mengarahkan atau memandu orang tersebut untuk mencapai tujuan dengan jalannya sendiri, tanpa memaksakan jalan yang ditempuh harus jalan yang pernah kita lalui. Tugas kita hanya memberi tahu mereka yang kehilangan arah dan tersesat jalan, untuk kembali ke jalan yang sebenarnya, mohon maaf kalau tambah bingung dengan tulisan ini

cita dan cinta

Cita dan Cinta

Cita dan Cinta. Dua kata yang hampir selalu bersama. Biasanya didengungkan oleh dua manusia yang sedang dilanda asmara.

Cita adalah kata tunggal dari cita-cita. Yang sering saya sebut sebagai MIMPI. Sebuah keinginan membara yang dikolaborasikan dengan tujuan yang jelas dan detil.

Sedangkan cinta? Ah, sepertinya semua manusia bisa mendefinisikan kata sakral ini dengan pemahamannya sendiri. Yang sering saya temui, mereka yang menemukan dan merasakan cinta, merasa orang paling BAHAGIA di dunia. Semua kejadian adalah INDAH untuk mereka yang dilanda cinta.
Lalu? Lebih penting mana? Cita atau Cinta?

Dalam realita, cita-cita atau mimpi sangat penting bagi seorang yang sedang memadu cinta. Banyak orang bilang, "Hari gini cuma modal cinta?!?" Saya sedikit banyak setuju dengan ungkapan itu.

Bukan, bukannya saya mengesampingkan 'rasa' dalam cinta. Rasa itu perlu bahkan krusial. But, please be realistic! Cita adalah salah satu dari spirit cinta.
Gak percaya?

Fakta di lapangan mengatakan bahwa para wanita lebih memilih pria yang memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Seorang VISIONER. Dimana sang wanita akan ikut tenggelam dalam petualangan si pria dalam mewujudkan cita-citanya.

Jangan heran bila hampir semua public figure pasti digilai wanita. Wanita menyukai pria petualang. Bukan pria yang hanya 'begitu-begitu' saja.

Begitu juga buat sang pria. Se-'nakal-nakal'-nya pria, mereka akan mencari sosok yang benar-benar wanita. Biasanya sosok contoh wanita yang mereka inginkan adalah seperti ibu mereka.

Wanita rumah tangga, partner suami sekaligus bisa mengaktualisasikan diri di luar rumah. Seorang wanita yang menonjol di bidang yang disukainya dan menjadi pionir bagi sebagian wanita yang lain.

Seharusnya, wanita meningkatkan semua abilities yang dibutuhkan oleh keluarganya nanti. Baik untuk suami atau anak-anaknya. Macak-masak-manak, itu dasar. Ditambah dengan tingkat kompetensi di bidang yang mereka sukai dan ilmu agama yang mumpuni akan menghasilkan seorang wanita idaman. Bukan seorang gadis yang mengaku sebagai wanita dimana mereka hanya berkutat pada 3 hal, Fashion, Fun, and Female.

Jadi, baik pria maupun wanita, jadilah manusia yang VISIONER. Menyiapkan diri menjadi nakhkoda dan navigator terbaik di bahtera rumah tangga mereka kelak. Seorang yang memiliki cita pasti akan dengan mudah menemukan cintanya.

Lalu, cinta. Cinta sangatlah penting dalam mewujudkan cita. Mewujudkan mimpi. Apa jadinya tungku tanpa bara di dalamnya? Apa jadinya sebuah motor balap tanpa bensin? Nol! Tidak berguna. Hanya seonggok benda yang tidak memiliki daya.

Cita atau mimpi yang benar adalah sebuah keinginan yang membara diiringi dengan kegigihan, dan tujuan yang jelas dimana kegigihan dan bara keinginan tidak akan tersulut tanpa cinta.

Confucius pernah berpetuah bahwa, “Carilah pekerjaan dimana engkau tidak merasa tidak bekerja.”
Apa artinya?

Carilah pekerjaan yang kau cintai. Atau, cintailah pekerjaanmu. Bukankah pekerjaan seperti itu adalah impian kita? Cita kita? Tidak heran, hampir semua manusia sukses mengatakan, “Ini mimpi saya." atau "Ini memang cita-cita saya.” Itu memang mereka menikmati pekerjaan mereka. Mencintai apa yang mereka lakukan. Pekerjaan yang biasanya adalah mimpi mereka.

Jadi, pilihlah pekerjaan/aktivitas yang kita jalani. Yang kita cintai. Tak perlu malu untuk bermimpi. Tak perlu takut untuk gagal sebelum mimpi itu terwujud. Seperti kata Napoleon Hill, “Setiap kegagalan membawa benih kesuksesan yang sama.” Seorang yang memiliki cinta pasti akan dengan mudah menggapai citanya.

Kembali ke pertanyaan di awal artikel ini,
Lebih penting mana?

Terus terang, saya tidak bisa menjawabnya. Dengan akurat, tepatnya. Karena dua kata itu bisa dijalani bersama-sama bahkan mendukung satu sama lain. Mungkin saat kita sedang mewujudkan cita-cita kita akan menemui cinta sejati kita, seorang pasangan yang kita idamkan. Atau, kita menjadi gigih mewujudkan cita-cita karena telah ditunggu pasangan kita. Cinta kita.

Seorang manusia yang memiliki cita, pastilah akan dengan mudah menemui cintanya. Begitu juga sebaliknya, manusia yang memiliki cinta akan dimudahkan menggapai citanya.
Buat kalian, penting mana? Cita atau cinta?